-----
Merupakan hal yang lazim apabila manusia itu memiliki keinginan. Itu adalah fitrah yang Tuhan berikan pada tiap diri individu. Menuruku keinginan adalah salah satu produk dari hawa nafsu manusia. Kita menetapkan sebuah keinginan. Lalu saat keinginan itu tercapai, kita akan merasakan kebahagiaan.
Pernahkah kita merasa begitu senang saat paket belanjaan tiba di rumah? Saya pribadi selalu merasakannya, terlebih lagi jika paket itu berisi barang yang berharga atau yang belum pernah saya miliki sebelumnya. Saat paket itu masih dalam perjalanan, kita akan menunggu sambil sesekali mengeceknya. Lalu begitu bahagia saat tuan kurir datang dan berteriak, “Pakeettt!”.
Kembali ke topik awal, mengenai keinginan. Keinginan berkaitan dengan kebahagiaan. Keinginan yang tercapai akan memberi kesenangan. Namun sayangnya kesenangan itu bersifat sementara (temporary). Mengapa begitu?
Saya rasa penyebabnya adalah munculnya keinginan yang baru. Well, begitulah manusia. Lagi-lagi itu merupakan fitrah manusia. Kita tentu mesti membatasi keinginan kita. Tidak mudah memang.
Suatu ketika saya memiliki keinginan yang besar. Lalu berusaha untuk mengejar keinginan itu. Akan tetapi semakin saya pendam dan saya kejar, saya malah sengsara. Sengsara batin lebih tepatnya. Keinginan itu terlalu besar dan membutuhkan waktu yang lama untuk dicapai. Ternyata begitu dahsyat dampak buruk akibat keinginan kita.
-----
Merupakan hal yang lazim apabila manusia itu memiliki keinginan. Itu adalah fitrah yang Tuhan berikan pada tiap diri individu. Menuruku keinginan adalah salah satu produk dari hawa nafsu manusia. Kita menetapkan sebuah keinginan. Lalu saat keinginan itu tercapai, kita akan merasakan kebahagiaan.
Pernahkah kita merasa begitu senang saat paket belanjaan tiba di rumah? Saya pribadi selalu merasakannya, terlebih lagi jika paket itu berisi barang yang berharga atau yang belum pernah saya miliki sebelumnya. Saat paket itu masih dalam perjalanan, kita akan menunggu sambil sesekali mengeceknya. Lalu begitu bahagia saat tuan kurir datang dan berteriak, “Pakeettt!”.
Kembali ke topik awal, mengenai keinginan. Keinginan berkaitan dengan kebahagiaan. Keinginan yang tercapai akan memberi kesenangan. Namun sayangnya kesenangan itu bersifat sementara (temporary). Mengapa begitu?
Saya rasa penyebabnya adalah munculnya keinginan yang baru. Well, begitulah manusia. Lagi-lagi itu merupakan fitrah manusia. Kita tentu mesti membatasi keinginan kita. Tidak mudah memang.
Suatu ketika saya memiliki keinginan yang besar. Lalu berusaha untuk mengejar keinginan itu. Akan tetapi semakin saya pendam dan saya kejar, saya malah sengsara. Sengsara batin lebih tepatnya. Keinginan itu terlalu besar dan membutuhkan waktu yang lama untuk dicapai. Ternyata begitu dahsyat dampak buruk akibat keinginan kita.